Senin, 03 Mei 2010

Waspadai Atresia Bilier Pada Bayi Kuning

img

Banyak bayi Atresia Bilier yang terlambat ditangani karena orangtua mengira bayinya kuning sebagai hal biasa. Kasus bayi yang menderita penyakit Atresia Bilier terus meningkat dan yang paling fenomenal adalah bayi Bilqis yang mengundang simpati banyak orang.

Terkadang bayi yang baru lahir memang memiliki gangguan kadar bilirubin yang menyebabkan warna kulitnya menguning. Tapi jika kondisi ini tidak kunjung menghilang hingga 2 minggu bahkan setelah bayi dijemur sebaiknya waspadai bayi terkena Atresia Bilier.
Atresia Bilier adalah kelainan pada saluran bilier di luar hati yang menyebabkan cairan empedu dari hati tidak dapat mengalir ke usus 12 jari alias tersumbat.

Seperti dikutip dari BBCNews, Senin (3/5/2010), karena cairan empedu tidak bisa mengalir ke usus, maka cairan akan kembali masuk ke daerah dan bayi akan terlihat kuning.

Peradangan pada saluran bilier ini biasanya disebabkan oleh kerusakan yang terjadi saat kelahiran (perinatal) atau sejak masih di dalam kandungan (kongenital). Namun hingga kini tidak diketahui pasti penyebabnya.

Saluran empedu yang tersumbat ini akan menyebabkan limbah yang seharusnya dikeluarkan oleh hati ke usus menjadi terhambat, sehingga limbah tersebut masuk kembali ke dalam hati dan menjadi racun.

Bayi yang mengalami kondisi seperti ini biasanya mengalami penyakit kuning saat dilahirkan yang tidak hilang setelah dua minggu serta disertai dengan tinja yang berwarna putih atau pucat.

Gejala yang muncul pada atresia bilier adalah:

  1. Kulit menguning
  2. Urine berwarna gelap
  3. Feses berwarna putih atau pucat
  4. Penambahan berat badan yang melambat.
  5. Biasanya setelah dua bulan diikuti dengan gejala lain seperti gatal-gatal, rewel, gangguan pertumbuhan dan tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati).

Jika kasus ini terdeteksi dengan cepat, maka kerusakan pada organ hati bisa diminimalisir. Pengobatan berupa operasi Kasai bisa menyembuhkan asalkan dilakukan saat bayi yang berusia di bawah 8 minggu.

Jika terdeteksi lebih dari 8 minggu maka satu-satunya cara adalah melakukan transplantasi atau cangkok hati ini karena kerusakan hatinya yang sudah parah.

Kerusakan hati terjadi karena cairan empedu yang semakin menumpuk di hati membuat sel dan struktur hati menjadi tidak beraturan. Cairan ini akan berusaha mencari jalan keluar lain hingga akhirnya menyebar ke pembuluh darah.

Diperlukan beberapa tes untuk membedakan atresia bilier dengan kondisi lain, seperti pemeriksaan darah untuk mengetahui tingkat bilirubinya, X-ray perut untuk mengetahui ada pembesaran hati dan limpa, USG perut untuk memeriksa kondisi hati dan saluran empedu, scan HIDA (Hepatobiliary iminodiacetic acid) untuk menentukan seberapa baik empedu mengalir dan biopsi hati untuk menentukan derajat sirosis.

http://health.detik.com/read/2010/05/03/143021/1350173/764/waspadai-atresia-bilier-pada-bayi-kuning?l991101755

Tidak ada komentar:

Posting Komentar